[Rabu, 6 Mei 2020], mahasiswa/i Kuliah Hybrid Manajemen Pemasaran II kelas 4X4 dengan Dosen Pengampu Ibu Siska Lusia Putri, SP, MM (prodi S1 Manajemen) memanfaatkan media sosial Instagram (IG) sebagai media pembelajaran dengan topik “Komunikasi Massa” dikaitkan dengan kasus Covid-19 (Corona).

komunikasi massa
Komunikasi Massa merupakan bagian dari bauran komunikasi pemasaran yang terdiri dari iklan, promosi penjualan, acara & pengalaman, serta hubungan masyarakat.

postingan IG
Melalui media sosial Instagram, mahasiswa/i diminta untuk mengerjakan tugas Asinkron Mandiri (AM) yaitu memposting bentuk-bentuk komunikasi massa dengan topik bebas namun berkaitan dengan wabah Covid-19.

tabel kerangka dasar komunikasi umum pada komunikasi massa
Adapun indikator penilaian dari tugas ini adalah: (1) kesesuaian dengan format yang sudah ditetapkan; (2) pemahaman, akurasi teori, dan analisa; (3) postingan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya; (4) postingan wajib menggunakan #komunikasimassa dan #kuliahhybridunidha; dan (5) komentar postingan sebagai nilai bonus.
Berikut adalah tiga postingan terbaik mahasiswa/i Hybrid UNIDHA:

postingan a.n Ratna Nurazizah
Ratna Nurazizah menjelaskan tentang iklan berupa tayangan video pada produk Yakult. Dalam postingannya, Ratna menjelaskan bahwa cara penyampaian pesan dalam iklan produk ini sangat menarik berupa pergerakan tarian yang mangajak dan menghimbau masyarakat luas untuk mengkonsumsi produk sebagai upaya menjaga kesehatan tubuh mengingat pandemi Covid-19 masih tergolong tinggi di Indonesia.

postingan a.n Shintia Idha
Shintia Idha menjelaskan tentang promosi penjualan berupa pameran seni rupa. Dijelaskan pula bahwa pameran seni rupa ini bermanfaat untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk memberikan apresiasi terhadap karya seni. Acara ini sempat terhenti sementara terkait penyebaran Covid-19. Penundaan dilakukan sebagai langkah antisipatif merebaknya virus corona (Covid-19) di Indonesia.

postingan a.n Tania Yolanda
Tania Yolanda menjelaskan tentang promosi penjualan berupa rabat disebabkan adanya penurunan daya beli masyarakat pada produk handphone saat merebaknya virus corona (Covid-19) di Indonesia. Hal ini menyebabkan perusahaan memutar otak untuk menjual atau memperkenalkan produk terbaru mereka dengan harga murah namun tetap menjaga kualitas produk tersebut.