HUBUNGI KAMI (0751)37135

[Sabtu, 20 Juni 2020], Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNIDHA melaksanakan Seminar Nasional Online dengan tema “Era Kebangkitan Minangpreneur Pasca Covid-19” dengan narasumber sebagai berikut: 1) Drs. Nasrul Abit; 2) Dr. Indra Uno; dan 3) Ria Miranda.

Moderator Ibu Eka Mariyanti, SE, MM

Pada kegiatan tersebut, Ibu Eka Mariyanti, SE, MM (Prodi S1 Manajemen / Dr (Cand.) UNISEL) bertindak sebagai moderator. Seminar Nasional Online ini diikuti oleh akademisi, tenaga pendidik, mahasiswa dan umum serta khusus dihadiri oleh Bapak H. Erwin Yunaz, SE, MM (Wakil Walikota Payakumbuh) melalui aplikasi Webinar Cloud-X.

Sambutan oleh Rektor UNIDHA

Webinar ini dimulai pukul 20.00 dan dibuka oleh Rektor UNIDHA Bapak Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt. Oleh karena terbatasnya kuota Cloud-X menyebabkan sebagian peserta menyimak seminar nasional online ini melalui live streaming Youtube Webinar FEB UNIDHA (ICT) dan live streaming Facebook (Universitas Dharma Andalas).

Pemateri I Bapak Drs. Nasrul Abit

Pemateri pertama Bapak Drs. Nasrul Abit (Wakil Gubernur Sumbar) menyampaikan materi dengan judul “Recovery UMKM Sumbar Pasca Covid-19”. Menurut beliau, Pemerintah Prov. Sumbar menerapkan 3 (tiga) fase dalam penanganan Covid-19, yaitu 1) Melakukan penanganan kesehatan (tersedia APD dan alat kesehatan lainnya); 2) Menjaring pengaman sosial (BLT, PKH, Sembako, Bantuan dari Propinsi bahkan Dana Desa, Kartu Pra Kerja, serta Dana APBD Kabupaten maupun Kota); 3) Pemulihan (recovery) di bidang ekonomi (permasalahan yang timbul seperti permintaan menurun, kinerja menurun, kebangkrutan, pemberhentian karyawan (PHK) hingga terjadinya pengangguran). Selanjutnya, beliau mengimbau kepada setiap kepala daerah baik bupati maupun walikota untuk: a) memberikan BLT bagi pelaku usaha yang hingga kini belum bangkit akibat pandemi Covid-19dan b) mengajak UMKM beralih dari konvensional/tradisional menjadi melek teknologi.

Pemateri II Ibu Ria Miranda

Pemateri kedua Ibu Ria Miranda (Enterpreneur Milenial Minangkabau) menyampaikan materi dengan judul “Respon Bisnis Fashion terhadap Covid-19”. Menurut beliau, saat ini Ria melalui brandnya Ria Miranda telah memasuki tahun ke-10 sejak didirikan tahun 2009 silam. Saat menginjak tahun ke-10 ini lah, Ria merasa semua baru dimulai. Tagline yang diyakini Ria yaitu “berkreasi menghasilkan produk gaya hidup yang menginspirasi nilai-nilai kebaikan”.

Bapak H. Erwin Yunaz, SE, MM
(Wakil Walikota Payakumbuh)

Selanjutnya, beliau menjelaskan tantangan, komunikasi dan langkah selanjutnya yang dihadapi Ria, yaitu: 1) Adanya Supply. a) Supply ini mengalami penurunan karena pabrik tutup saat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga cukup banyak koleksi yang terlambat launching di pasaran; b) Penurunan daya beli. Prioritas konsumen sudah berubah sejak adanya pandemi Covid-19 ini. Konsumen saat pandemi lebih fokus ke kesehatan ketimbang fashion. c) Pandemi Covid-19 ini juga muncul saat kurva penjualan baju muslim sedang berada di puncak sehingga target sales menurun hingga 40%. Bahkan event-event promo pun banyak yang batal dilaksanakan termasuk rencana fashion show yang akan dilaksanakan di Padang. 2) Adanya Demand. Sejak Work From Home (WFH), frekuensi menggunakan social media (Instagram dan Tik Tok) menjadi meningkat. Demand terhadap busana lebaran tetap ada meskipun berada di rumah saja. Kemudian, Ria membuat virtual fashion show (cara baru untuk menikmati fashion) sehingga adanya peningkatan online shopping experience hingga 60% melalui website, e-commerce, instagram hingga WhatsApp. Ria pun mengikuti berbagai webinar untuk membuka cakrawala dan berbagi pemikiran dengan motivator dalam meng-upgrade ilmu. 3) Support Keluarga. Keluarga membuka mata Ria dimana sangat penting dan menjadi pondasi utama dalam menjalani seorang entrepreneur.

Ibu Dr. Yesi Elsandra
(Dosen Prodi S1 Manajemen live dari Jepang)

4) Faktor Internal. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, Ria memiliki waktu untuk memperbaiki komunikasi dengan tim mencakup misi perusahaan, mengajak karyawan untuk mengambil bagian dalam perusahaan, memberikan bantuan fasilitas (laptop dan kuota) untuk karyawan menjalani WFH dengan lancar. 5) Faktor Eksternal. Membuat banyak program promosi seperti a) Hari Belanja Brand Lokal, b) Flash Sale di website Ria Miranda, c) Fashion Show from Home; d) Virtual Press Conference di media dengan mengundang media yang ada di Indonesia untuk memberitahu program apa saja yang dijalani oleh Ria Miranda selama pandemi Covid-19 ini; e) Instagram Live Shopping. 6). Melakukan kegiatan sosial. Pertama, kegiatan sosial “langkah berbagi” (Ria bekerjasama dengan Ria Miranda Community). Kedua, kegiatan sosial “belanja=donasi” dimana pembelian 1 baju sama halnya telah menyumbang 5 APD + 10 Masker. Ketiga, Inspiring Talks (contohnya kajian virtual dan solusi parenting). 7) Mengatur Cash Flow. Pertama, Melakukan pengaturan cash flow seperti dana operasional mampu bertahan hingga Desember 2020. Kedua, Melakukan re-targetting cash flow berupa penurunan target Tahun 2020.

Pemateri III Bapak Dr. Indra Uno

Pemateri ketiga Bapak Dr. Indra Uno (co-founder OK OCE Indonesia & Komisaris PT. Saratoga Investama) menyampaikan materi dengan judul “Menjadi Wirausaha Sukses dan Mandiri”. Menurut beliau, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2020, sebanyak 6,8 juta orang menganggur di Indonesia sebelum adanya pandemi Covid-19 ini.

Iim Rusyamsi, ST, MM
(Ketua Umum OK OCE Indonesia)

Kemudian, pengangguran berpendidikan tinggi (2015-2020) rata-rata merupakan lulusan Diploma dan Sarjana. Beliau berargumen bahwa “pendidikan tinggi bukanlah jaminan kepastian kerja”. Oleh sebab itu, beliau menyarankan 2 (dua) opsi untuk generasi muda. Opsi pertama, lulus kuliah baru pikirkan untuk cari kerja atau opsi kedua lagi kuliah sambil belajar dan berlatih untuk memulai berwirausaha dimana tidak lagi mencari kerja tapi menciptakan lapangan kerja.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa solusi dari tantangan pengangguran yang masih tinggi di Indonesia salah satunya adalah dengan “berwirausaha”. Dalam hal ini organisasi yang beliau jalankan adalah melakukan pendampingan dalam berwirausaha pada kaum milenial hingga mandiri. Kemudian, beliau menyampaikan bahwa “berwirausaha, memberi manfaat pada banyak orang”. Pertama, memulai satu lapangan kerja untuk diri sendiri. Kedua, usaha mulai berkembang, mulai menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Ketiga, usaha semakin besar, menciptakan lapangan kerja untuk orang banyak.

Terakhir, beliau menegaskan bahwa ada 3 (fase) manajemen dalam penguatan usaha yang bisa dilakukan selama pandemi Covid-19 ini, yakni: 1) Fase Survive yakni bertahan dengan cara menata tabungan (Mantab); 2) Fase Revive yakni bangkit kembali dengan cara menata aset (Manset); 3) Fase Thrive yakni berkembang yakni dengan cara menata pinjaman (Manja).

Prinsip 4AS