[Selasa, 21 Juli 2020], UNIDHA melaksanakan Internal Webinar dengan tema “Tatanan Baru Pembelajaran Daring dan Merdeka Belajar di Unidha” dengan narasumber sebagai berikut 1) Bapak Prof. dr. Fasli Jalal, PhD dan 2) Bapak Prof. Dr. Herri, SE, MBA.
Pada kegiatan tersebut, Ibu Eka Mariyanti, SE, MM (Prodi S1 Manajemen / Candidate Doctoral Unisel) bertindak sebagai moderator. Internal Webinar ini diikuti oleh 67 orang dosen dan 6 tenaga kependidikan (tendik) selingkup Universitas Dharma Andalas serta turut mengundang pengurus YPDA dan dihadiri oleh semuanya. Peserta mengikuti kegiatan ini melalui aplikasi Webinar Zoom Meeting. Webinar ini dimulai tepat pukul 13.30 dan dibuka oleh Rektor UNIDHA Bapak Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt.
Sebelum pemaparan oleh pemateri pertama, Pengurus YPDA yakni Prof. Masrul memberikan kata sambutan dalam kegiatan ini. Pemateri pertama Bapak Prof. dr. Fasli Jalal, PhD (Rektor Universitas Yarsi dan juga Pembina YPDA) menyampaikan materi dengan judul “Penguatan Model Kuliah Daring di Daerah pada Masa New Normal”.
Menurut beliau, dampak pandemi Covid-19 pada perguruan tinggi di Indonesia meliputi: (1) Dampak terhadap pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, terutama proses pembelajaran, karena harus melakukan belajar dari rumah (study from home); 2) Pengaruh kepada tenaga kependidikan yang mendukung tridharma PT karena harus bekerja dari rumah (work from home), dan sebagian cukup besar tidak siap untuk melakukannya; 3) Tantangan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana untuk mendukung study from home dan work from home; 4) Keterbatasan kemampuan menyediakan sumber daya manusia yang cocok dengan kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun dari kompetensi yang diperlukan; 5) Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional yang dibutuhkan karena terjadinya penunggakan pembayaran SPP, yang kalau tidak mendapat dukungan dari pemerintah maka akan mengakibatkan sebagian cukup besar dari PT, terutama swasta, akan bangkrut atau ditutup karena tidak mampu lagi beroperasi.
Selanjutnya, beliau menyampaikan bahwa alur belajar mahasiswa selama pandemi Covid-19 ini yaitu: a) Mempelajari materi yang diberikan melalui e-learning; b) Menyelesaikan kegiatan Latihan Mandiri, yang bisa kerjakan secara berulang-ulang dan memberikan feedback otomatis; c) Mencari materi untuk pengayaan; d) Berpartisipasi dalam kegiatan belajar sinkronus; e) Berpartisipasi dalam kegiatan pengayaan (opsional); f) Menyelesaikan tugas (jika ada); serta g) Mengerjakan kuis/ujian (jika ada).
Terakhir, beliau menjelaskan apa saja isu terbesar dalam penerapan smart campus (www.menti.com), yaitu:
- Pertama, mindset pimpinan
- Kedua, keinginan berubah
- Ketiga, kualitas SDM
- Keempat, ketersediaan biaya
- Kelima, kemampuan bertransformasi
- Keenam, kecukupan sarana prasarana
- Ketujuh, ketiadaan blueprint
- Kedelapan, dukungan karyawan
Pemateri kedua Bapak Prof. Dr. Herri, SE, MBA (Kepala LLDIKTI Wilayah X) menyampaikan materi dengan judul “Potensi dan Peluang UNIDHA dalam Melaksanakan Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka”.
Menurut beliau, ada 4 (empat) hal yang menyebabkan kenapa harus segera mengimplementasikan kampus merdeka, yaitu (1) Kampus merdeka menjadi sebuah keunggulan (referensi bagi calon mahasiswa dalam memilih tempat kuliah); (2) Meningkatnya image ditengah masyarakat termasuk kementerian; (3) Membantu pelaksanaan Tridharma yang lebih seimbang terutama pelaksanaan penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat sejalan dengan adanya kerjasama dengan industri atau organisasi lainnya; (4) Meningkatkan kinerja PT (mahasiswa lebih cepat tamat, masa menunggu pendek, menulis skripsi lebih cepat, gaji pertama juga lebih tinggi).
Selanjutnya, beliau memaparkan 11 (sebelas) hal potensi Unidha untuk implementasi Kampus Merdeka. Berikut penjelasannya, Pertama, Adanya keberagaman ilmu di Unidha terlihat dari Prodi yang dimiliki. Kedua, Keragaman asal usul mahasiswa (daerah dan orang tua). Ketiga, Keberagaman kompetensi bidang ilmu mahasiswa. Keempat, Keberagaman kompetensi tenaga pendidik. Kelima, Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik yang baik. Keenam, Pengalaman penelitian dan pengajaran tenaga pendidik. Ketujuh, Kepercayaan publik atas tata kelola, dikelola oleh alumni Unand dan berafiliasi dengan Unand. Kedelapan, Capaian kinerja akademis, dan non akademis. Kesembilan, Visi, misi, tujuan, motivasi, komitmen, integritas, kesepaduan, penyelenggara, dan pimpinan PT yang jelas. Kesepuluh, Penyelenggara dan pimpinan PT memiliki pengalaman yang beragam dan mumpuni yang menunjang pengelolaan PT yang baik. Kesebelas, Memiliki alumni Unand dan Unidha sebagai pengambil keputusan di berbagai organisasi baik dalam maupun luar negeri yang dapat memfasilitasi kerjasama untuk penerapan kampus merdeka.
Terakhir, beliau menjelaskan peluang UNIDHA untuk implementasi Kampus Merdeka. Peluang yang dimaksud yaitu: (a) Kampus Merdeka adalah program Pemerintah yang harus di dukung oleh seluruh stakeholder (industri, pemda, BUMN, Organisasi Profesi, PT, dan Organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga riset); (b) Organisasi diluar kampus pun memahami akan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas PT dengan memberi kesempatan pada warga kampus untuk mendapatkan ilmu secara empiris di organisasi mereka, disamping juga kebutuhan mereka sendiri terhadap kehadiran warga kampus (pembangunan desa/nagari/lembaga riset/industri/NGO; (c) Tersedianya skim magang oleh berbagai industry/BUMN (Program Magang Mahasiswa Bersertifikat) diantaranya oleh Forum Human Capital Index (FHCI) https://pmmb.fhcibumn.com/.