Ajang Balap Sepeda Internasional Tour de Singkarak (TdS) 2021 batal digelar setelah tidak mendapatkan izin dari Satgas Covid-19. Pembatalan TdS 2021 tentu saja memiliki efek terhadap ajang promosi wisata Sumbar. Pembatalan event berskala internasional ini tentu saja mengundang pro dan kontra. Pembatalan tersebut disebabkan kondisi pandemi Covid-19 masih mewabah di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat, yang merupakan penyelenggara kegiatan tersebut. Begitulah kira-kira prolog yang disampaikan oleh Host Silek Lidah yaitu Bapak Adrian Tuswandi dalam acara “Silek Lidah” yang membahas “Untung-Rugi Batalnya Tour de Singkarak” {sumber: Instagram Nagari TV https://www.instagram.com/p/CT4Ql8bPXe7/).

Acara ini tayang secara live di Youtube Nagari TV pada Kamis / 16 September 2021 Pukul 19:00 WIB. Nagari TV merupakan Televisi berbasis Digital dan Streaming terjadwal di Sumatera Barat. Program Silek Lidah Episode 3 kali ini mengundang 5 (lima) panelis handal di bidang masing-masing diantaranya, (1) Bapak Budi Azwar (Sekretaris Ikatan Sport Sepeda Indonesia / ISSI), (2) Bapak Heru Aulia Azman, PhD (Pengamat Pariwisata dan juga Dosen Prodi S1 Manajemen FEB UNIDHA), (3) Bapak Drs. Jasman Rizal, MM (Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumbar), (4) Bundo Syafridawati (Penggiat Pariwisata dan juga mantan pembalap sepeda nasional), dan (5) Bapak H.M Nurnas, ST (Komisi I DPRD Sumbar).
Panelis pertama yaitu Bapak Budi menyampaikan bahwa adanya kajian safety (kondisi jalan, lebar jalur) dan tata kelola government (prokes covid-19, quarantine bubbles) yang mesti disiapkan dalam penyelenggaraan event besar.

Panelis kedua yaitu Bapak Heru menyampaikan bahwa Tahun 2016 pernah dilakukan kajian terkait dampak pariwisata Sumbar saat TdS digelar (kajian terbaru belum dilakukan), dimana puncak TdS tercapai yakni peserta mencapai 200an sehingga media internasional banyak yang meliput saat itu, penginapan full terisi, UMKM meningkat, kunjungan daerah pun meningkat.
Panelis ketiga yaitu Bapak Jasman menyampaikan bahwa Satgas Covid-19 Sumbar bukan membatalkan namun tidak merekomendasikan penyelenggaraan TdS Tahun 2021 ini walaupun Dinas Pariwisata sebagai panitia pelaksana telah menyurati kurang lebih satu bulan. Pembatalan event sejenis tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di Malaysia bahkan negara-negara di Benua Eropa.
Panelis keempat yaitu Bundo Syafridawati menyampaikan bahwa Kabupaten Solok sebagai icon TdS yaitu “Singkarak” tidak mengalami dampak pariwisata yang signifikan atas event besar ini kecuali Kota Padang, Kota Bukittinggi dan Kota Sawahlunto. Disamping itu, pembalap sepeda asal Indonesia pun tidak pernah memenangi event ini bahkan pernah menjadi juru kunci yang asalnya dari provinsi Sumbar.

Panelis kelima yaitu Bapak Nurnas menyampaikan bahwa pembahasan anggaran Tahun 2020 cukup banyak wakil rakyat dari Komisi V DPRD Sumbar sepakat bersuara untuk tidak menganggarkan untuk event ini. Hal ini dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan mereka bagaimana susahnya melabelkan kategori internasional event TdS ini.
Closing statement yang disampaikan oleh para panelis selanjutnya dapat disimpulkan berikut ini:
- Olahraga adalah investasi, tidak ada untung rugi, yang ada hanyalah kesempatan yang tertunda.
- Persiapkan secara matang, berpikir secara kreatif dan jangan terburu-buru dalam menyiapkannya.
- TdS berikutnya siapkan lebih attraktif yang sifatnya kearifan lokal dengan prokes yang ketat
- Berdoa semoga pandemi ini cepat berakhir dan TdS dapat disiapkan lebih baik lagi
- TdS merupakan brand bagi Sumbar maka jadikan Covid-19 sebagai kehidupan yang berada di sekeliling kita.
Selengkapnya dapat dilihat melalui kanal Youtube Nagari TV melalui link berikut ini:
- Part 1: https://youtu.be/7ivMNFWUVRA
- Part 2: https://youtu.be/knSe3pvDqwc
- Part 3: https://youtu.be/N1sAZ2Clk-s