[Rabu, 3 Juni 2020], mahasiswa/i Kuliah Hybrid Manajemen Pemasaran II kelas 4X4 dengan Dosen Pengampu Ibu Siska Lusia Putri, SP, MM (prodi S1 Manajemen) memanfaatkan media sosial Instagram (IG) sebagai media pembelajaran dengan topik “Masuk ke dalam Pasar Global” dengan sub topik keputusan utama dalam pemasaran internasional.
Keputusan utama dam pemasaran internasional terdiri dari 5 (lima) langkah berikut ini:
- Memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri
- Memutuskan pasar mana yang akan dimasuki
- Memutuskan cara memasuki pasar
- Memutuskan program pemasaran
- Memutuskan organisasi pemasaran
Melalui media sosial Instagram, mahasiswa/i diminta untuk mengerjakan tugas Asinkron Mandiri (AM) yaitu memposting cara memasuki pasar asing. Adapun indikator penilaian dari tugas ini adalah: (1) kesesuaian dengan format yang sudah ditetapkan; (2) pemahaman, akurasi teori, dan analisa; (3) postingan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya; (4) postingan wajib menggunakan #memasukipasarasing dan #kuliahhybridunidha; dan (5) komentar postingan sebagai nilai bonus.
Berikut adalah tiga postingan terbaik mahasiswa/i Hybrid UNIDHA:
Rehan Saputra Pratama menjelaskan tentang memasuki pasar asing ditinjau dari lisensi yakni produk Inaco pada PT. Niramas Utama. Perusahaan ini berdiri tahun 1990, bermula dari beberapa pengusaha muda yang berani menerima tantangan dari perusahaan Taiwan dan Jepang menjadi supplier nata de coco.
Setelah lima tahun melakukan aktivitas penjualan di luar negeri, terutama Taiwan dan Jepang, Niramas memutuskan masuk ke pasar dalam negeri. Ini bukan hal sulit karena kualitas dari produk mereka sudah teruji di pasar internasional. Selain Taiwan dan Jepang, saat ini produk-produk Niramas telah masuk ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan sejumlah negara di Timur Tengah dan Filipina. Banyak tantangan yang dihadapi agar bisa masuk ke negara-negara tersebut, di antaranya regulasi yang berbeda-beda serta masih minimnya pengetahuan konsumen terhadap produk nata de coco. Hal ini tidak terlepas dari belum banyaknya pemain di sektor ini.
Muslimin Putra Prapansyah menjelaskan tentang memasuki pasar asing ditinjau dari joint venture yakni PT. Kalbe Farma, Tbk dan Genexine Inc. Perusahaan asal Indonesia ini memproduksi farmasi, suplemen, dan nutrisi yang berdiri tahun 1966. Tahun 2015, kolaborasi dilakukan oleh perusahaan untuk memasuki pasar internasional melalui joint venture dengan Genexine Inc (perusahaan Farmasi asal Korsel). Tujuannya untuk dapat melakukan riset pengembangan obat biologi inovatif baru yang akan dipatenkan serta dipasarkan di wilayah ASEAN, Timur Tengah, Taiwan, dan Australia.
Fitra Ramadhan menjelaskan tentang memasuki pasar asing ditinjau dari joint venture yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Tahun 2013, ICBP menandatangani pembentukan perusahaan patungan (joint venture) dengan (1) Tsukishima Food Industry Co Ltd untuk membentuk PT Indofood Tsukishima Sukses Makmur di Indonesia; (2) PT Pepsi-Cola Indobeverages dengan mendirikan perusahaan bernama PT Indofood Mitra Bahari Makmur (IMBM); (3) Grup Tirta Bahagia yang bergerak pada industri air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek dagang Club; dan (4) ICBP membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan Jepang, JS Comsa Corporation. Jadi, jika digambarkan dalam sebuah kurva produksi, maka mi instan buatan ICBP sudah berada dalam fase tertinggi, yaitu fase ketiga atau fase dewasa.