HUBUNGI KAMI (0751)37135

5 hari berturut-turut sejak tanggal 9 s/d 13 September 2020, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Tanah Datar adakan pelatihan tata kelola destinasi wisata Kabupaten Tanah Datar di Hotel Emersia Batusangkar. Kabid Pariwisata Dinas Parpora Tanah Datar Efrison menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti oleh 40 pelaku wisata dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Taufik Ramadhan serta beberapa praktisi pariwisata Sumbar. 

Ibu Eka Mariyanti, SE, MM (Dosen S1 Manajemen UNIDHA
dan juga staf ahli TDC UNAND)

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia pengelola destinasi wisata di Kabupaten Tanah Datar. Kegiatan hari pertama dibuka oleh Direktur Tourism Develpoment Centre (TDC) Unand Dr. Sari Lenggogeni tentang Pengenalan Konsep Pariwisata Berkelanjutan serta Trend & Aturan Kepariwisataan di New Normal (Lokal/International). Hari ketiga yakni tanggal 11 September 2020 dilanjutkan oleh Ibu Eka Mariyanti, SE, MM merupakan Tim Ahli Bidang Pariwisata Halal pada Pusat Kajian Pariwisata (TDC) Unand dan juga Dosen S1 manajemen Universitas Dharma Andalas dengan tema Pengelolaan Organisasi Pariwisata Berbasis Masyarakat.

Pelatihan Tata Kelola Destinasi Wisata Kab. Tanah Datar

Beliau menyampaikan perlunya penerapan konsep Community Based Tourism (CBT) dalam pengembangan pariwisata lokal. Hal ini disebabkan karena CBT umumnya berskala kecil, melibatkan interaksi antara pengunjung dan masyarakat (tuan rumah), cocok untuk daerah pedesaan dan regional, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat, bentuk pariwisata ‘lokal’, didukung oleh masyarakat, instansi pemerintah lokal dan organisasi non-pemerintah (LSM). Dalam menjalankan CBT masyarakat lokal perlu disiapkan dalam mengelola pariwisata mencakup: 1) Melakukan inventarisasi keterampilan & analisis gap; 2) Memanfaatkan juara dalam masyarakat; 3) Kepemimpinan dari dalam masyarakat; 4) Jaringan & mengidentifikasi sinergi dengan donor utama; dan 5) Pembangunan kapasitas dari lembaga relawan terampil. Terakhir, beliau menjelaskan bahwa pengembangan dan pemasaran produk CBT meliputi produk, target pasar, strategi pemasaran serta penambahan ‘value’ untuk kegiatan wisata lainnya.