
[Kamis, 21 Mei 2020], Kampus STIE Lampung Timur melaksanakan Webinar Focus Group Discussion (FGD) dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting dengan topik “Membedah Topik-Topik Riset Ekonomi Manajemen Terkini”. Kegiatan ini diikuti oleh dosen dan mahasiswa dengan 3 (tiga) pemateri handal yakni:
- Bapak Syaiful Bakhri, S. Sos., MM (Dosen STIE Lampung Timur dan juga Mahasiswa Doktoral UNDIP)
- Ibu Dr. Sri Rahayu, SE, MM (Peneliti dan Dosen STIE Lampung Timur)
- Ibu Citrawati Jatiningrum, M.Si, P.hD (Peneliti dan Dosen STMIK Pringsewu).

Pemateri pertama yakni Bapak Syaiful Bakhri, S. Sos., MM dengan judul materi “Topik-topik Riset
di Bidang MSDM” menyampaikan bahwa Tantangan Profesional Sumber Daya Manusia (SDM) mencakup 2 (dua) hal yakni Kekuatan Eksternal dan Musuh di Dalam (Guthridge, Komm, Lawson (2008); Ulrich (2012)). Berikut penjabarannya:
- Kekuatan Eksternal, mencakup perubahan demografis (Generasi Y dan Z) yakni millenial generation; Globalisasi; Peningkatan knowledge worker – karena perkembangan teknologi; New competitive landscape; dan War for talents
- Musuh di Dalam, mencakup “Short-termism”; Fokus sempit pada sistem dan proses SDM; Fokus pada personnel issues, bukan people – related business issues; dan Perspektif inside/out, bukan outside in.

Terakhir, beliau menyampaikan 10 isu strategis & mutakhir dalam bidang msdm yaitu:
(1) Talent Management, merupakan strategi organisasi yang terkait dengan daya tarik, rekrutmen, retensi, dan pengembangan orang. Hal ini termasuk praktek perusahaan yang berkaitan dengan 7 (tujuh) aspek penting SDM yakni merekrut, on boarding, manajemen kinerja, perencanaan kompensasi, perencanaan suksesi, pembelajaran dan pengembangan (L&D), dan perencanaan tenaga kerja.
(2) Leader Succession Planning, terdapat 4 (empat) ide praktis tentang bagaimana mendapatkan lebih banyak dampak dari upaya perencanaan suksesi sebuah organisasi. Pertama, ubah nama proses menjadi dari perencanaan suksesi ke pengembangan suksesi; Kedua, ukur hasil bukan proses; Ketiga, tetap sederhana; dan Keempat, tetap realistis.
(3) Diversity Management, mengacu pada tindakan organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan inklusi karyawan yang lebih besar dari latar belakang yang berbeda ke dalam struktur organisasi melalui kebijakan dan program khusus.
(4) Employee Engagement, merupakan suatu kondisi, sikap, atau perilaku positif seorang karyawan terhadap pekerjaan dan organisasinya yang ditandai dengan perasaan semangat, dedikasi, dan penyerapan untuk tercapainya tujuan dan keberhasilan organisasi.
(5) People Development, merupakan suatu upaya mengembangkan kualitas dan produktivitas karyawan dengan memberikan motivasi dan pelatihan sehingga dapat menunjang perkembangan bisnis perusahaan.
(6) Milennial Generation. Generasi Milenial, juga disebut generasi milenial, atau Generasi Y, adalah frasa yang digunakan untuk menggambarkan secara umum seseorang yang mencapai usia dewasa di awal abad ke-21 dan mencakup generasi orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000.
(7) Adaptive Corporate Culture, memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan cepat dan efektif terhadap tekanan internal dan eksternal untuk perubahan.
(8) Adaptive Organizational Design, organisasi dimana permintaan dan penawaran barang atau jasa dicocokkan dan disinkronkan setiap saat. Organisasi semacam itu mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya (termasuk sumber daya teknologi informasinya), selalu menggunakan hanya yang dibutuhkannya dan membayar hanya untuk apa yang digunakannya, namun memastikan bahwa pasokannya memadai untuk memenuhi permintaan.
(9) Technological tool for HR Management. Berikut adalah enam alat teknologi SDM yang dapat diterapkan oleh bisnis dari berbagai ukuran untuk angkatan kerja yang lebih baik dan lebih terorganisir yaitu (a) Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia; (b) Solusi Kinerja; (c) Perekrutan dengan software; (d) Layanan penggajian; (e) Platform manajemen manfaat; (f) Alat keterlibatan karyawan.
(10) Industrial Relation Innitiative, menjelaskan hubungan antara karyawan dan manajemen yang berakar langsung atau tidak langsung dari hubungan serikat-majikan.

[Rabu, 20 Mei 2020], mahasiswa/i Kuliah Hybrid Manajemen Pemasaran II kelas 4X4 dengan Dosen Pengampu Ibu Siska Lusia Putri, SP, MM (prodi S1 Manajemen) memanfaatkan media sosial Instagram (IG) sebagai media pembelajaran dengan topik “Memperkenalkan Penawaran Pasar Baru” dengan sub topik penyebab kegagalan produk baru.

Penyebab kegagalan produk baru dapat terjadi karena 6 (enam) faktor berikut ini:
- Kegagalan pasar / pemasaran (ukuran pasar potensial kecil, tidak ada diferensiasi produk yang jelas, positioning buruk, dan salah memahami kebutuhan pelanggan)
- Kegagalan keuangan (tingkat pengembalian investasi yang rendah)
- Kegagalan penentuan waktu (terlambat masuk atau terlalu cepat masuk ke pasar sehingga pasar belum berkembang)
- Kegagalan teknis (produk tidak bekerja dan desain yang buruk)
- Kegagalan organisasional (tidak sesuai dengan budaya organisasi dan kekurangan dukungan dari organisasi)
- Kegagalan lingkungan (peraturan pemerintah dan faktor makroekonomi)

Melalui media sosial Instagram, mahasiswa/i diminta untuk mengerjakan tugas Asinkron Mandiri (AM) yaitu memposting penyebab kegagalan produk baru.

Adapun indikator penilaian dari tugas ini adalah: (1) kesesuaian dengan format yang sudah ditetapkan; (2) pemahaman, akurasi teori, dan analisa; (3) postingan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya; (4) postingan wajib menggunakan #penyebabkegagalanprodukbaru dan #kuliahhybridunidha; dan (5) komentar postingan sebagai nilai bonus.
Berikut adalah tiga postingan terbaik mahasiswa/i Hybrid UNIDHA:

Halimah Tusyaddiyah menjelaskan tentang penyebab kegagalan produk baru ditinjau dari kegagalan pasar / pemasaran yakni salah memahami kebutuhan pelanggan pada produk minuman beralkohol Green Sands. Produk ini dikomersialisasikan Tahun 2002 oleh PT Multi Bintang dengan slogan minuman yang mengandung alkohol di bawah satu persen. Menurut Halimah, setelah diproduksi, respon masyarakat kurang bagus terhadap produk ini. Hal ini disebabkan oleh kandungan alkohol yang terkandung dalam minuman ini yang dirasa kurang nikmat bagi pecinta minuman beralkohol.

Adinda Takbiria Melani menjelaskan tentang penyebab kegagalan produk baru ditinjau dari kegagalan pasar / pemasaran yakni positioning yang buruk pada produk minuman berkarbonisasi Crystal Pepsi. Produk ini dikomersialisasikan Tahun 1994 oleh Pepsi dengan slogan minuman cola dengan warna bening. Nyatanya, ide menciptakan ‘cola berwarna bening’ tidak disambut hangat oleh pecinta minuman cola. Menurut Adinda, hal ini dirasakan karena rasa produk ini tidak jauh berbeda dengan rasa produk Pepsi varian lainnya sehingga konsumen merasa enggan beralih ke Crystal Pepsi.

Adelia Farisa menjelaskan tentang penyebab kegagalan produk baru ditinjau dari kegagalan pasar / pemasaran yakni positioning yang buruk pada produk minuman teh dalam kemasan Zestea. Produk ini dikomersialisasikan Tahun 2009 oleh PT. Tang Mas dengan slogan minuman teh dalam kemasan. Menurut Adelia, minuman Zestea memiliki kekurangan dalam pengembangan atribut pada produk itu sendiri. Akibatnya, produk ini kalah bersaing dalam melakukan inovasi produk.
[Rabu, 20 Mei 2020], Tim persiapan magang melanjutkan diskusi mengenai persiapan magang mahasiswa prodi S1 Manajemen untuk Angkatan 2017 dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Rapat yang dibuka langsung oleh Kaprodi S1 Manajemen yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Persiapan Magang yaitu Ibu Dra. Yofina Mulyati, MM dan dihadiri oleh seluruh anggota Tim Persiapan Magang Tahun 2020 yakni Ibu Prima (Sekprod S1 Manajemen), Ibu Siska (GKM S1 Manajemen), Ibu Lucy (Ketua BAPEM Universitas), Bapak Imran (Ketua LM UNIDHA), Ibu Anet (Pengurus LPK UNIDHA), Ibu Sari (Pengurus LM UNIDHA), Bapak Febri (Pengurus LM UNIDHA), dan Vonny (Adm prodi S1 Manajemen).

Agenda rapat yang berlangsung sekitar 120 menit ini membahas tentang:
- Kepastian aturan magang yang ada pada masa pandemi Covid-19 ini ke LLDIKTI Wilayah X.
- Mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan PBM Prodi merujuk pada aturan Mendikbud Nadiem Makarim tentang Kampus Merdeka
- Selama pandemi Covid-19 ini, kegiatan magang tetap dilaksanakan sesuai jadwal yakni bulan Juli hingga September Tahun 2020 (dua bulan).
- Magang selama pandemi Covid-19 ini akan diganti dengan kegiatan lain yang produktif dan bermanfaat sesuai dengan kondisi nagari/desa dari mahasiswa magang itu sendiri. Tindakan awal dengan menyiapkan proposal kegiatan magang pada suatu nagari/desa dan ajukan ke prodi S1 Manajemen.
- Kegiatan magang yang telah siap dilaksanakan, dikumpulkan ke prodi S1 Manajemen kembali sekitar bulan Oktober Tahun 2020 yang nantinya akan dilanjutkan dengan seminar magang sekitar minggu ketiga Oktober Tahun 2020.
- Tim magang akan menyiapkan surat edaran yang akan menginformasikan ketentuan magang selama pandemi Covid-19 dalam waktu dekat.
- Pelaksanaan rapat magang selanjutnya akan dilaksanakan di akhir bulan Mei Tahun 2020.
[Senin, 18 Mei 2020], Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIDHA dengan menggunakan aplikasi Google Meet melaksanakan Diskusi Nasional dengan tema “Potret Pariwisata Nasional dalam Masa Krisis Covid-19” dengan narasumber sebagai berikut: 1) H. Mahyeldi Ansharullah, SP (Walikota Padang); 2) Dr. Sari Lenggogeni (Direktur Tourism Development Center – Universitas Andalas). Bertindak sebagai moderator dalam Diskusi Nasional ini yaitu Ibu Eka Mariyanti, SE, MM (prodi S1 Manajemen).

Tepat pukul 09.00 Webinar perdana ini dimulai dan dibuka langsung oleh Rektor UNIDHA Bapak Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt. Meski dengan kuota peserta yang terbatas, audiens yang tidak berkesempatan menjadi peserta dapat menyimak diskusi nasional ini melalui live streaming Youtube. Pemateri pertama Direktur Tourism Development Center (TDC) UNAND Ibu Dr. Sari Lenggogeni menyampaikan materi dengan judul “Covid-19 dan Turbulensi Sektor Pariwisata”. Menurut beliau, Pariwisata merupakan suatu ekosistem. Hubungan usaha besar dan usaha kecil sangat luar biasa dan tidak bisa dipisahkan satu persatu. Pariwisata rentan terhadap krisis dan bencana.
Menurut UNWTO (2020), Ramalan Kedatangan Turis Internasional Tahun 2020 mengakibatkan kehancuran pariwisata yang cukup besar yang disebabkan oleh Covid-19. Wisatawan mengalami krisis kepercayaan untuk melakukan kunjungan terhadap suatu negara. Jika ditinjau dari Kerangka Manajemen Kebencanaan Saat ini, Provinsi Sumbar berada pada kondisi antara Prodromal Phase dan Emergency Phase. Dampak Pariwisata yang sangat dirasakan saat ini adalah tour guide, restoran hingga perhotelan. Hambatan dari kasus Covid-19 ini mencakup : (1) uncertainty (2) vaksin (3) imported case (4) country Covid-19 mitigation image (5) red zone country / cities image.

Kemudian, berdasarkan hasil riset – survey beliau pada pertengahan PSBB menunjukkan kecenderungan perjalanan terakhir wisatawan Sumbar ke luar provinsi Sumbar menurun semenjak issue Covid-19 global diumumkan dan sebelum kasus pertama di Indonesia ditemukan (2 Maret 2020). Sekitar 65.9% perjalanan terakhir wisatawan dari Sumbar ke luar provinsi dilakukan tahun 2019. Lalu, sekitar 96.1% perjalanan wisata lokal (dalam provinsi Sumbar / terakhir dilakukan sebelum pemberlakuan PSBB).

Selanjutnya, emosi wisatawan di PSBB ke II ini sekitar 98% merasakan waspada dan 90% merasakan kebosanan. Jika ditinjau dari keinginan perjalanan wisata mendatang diperoleh hasil sebanyak 73% responden punya keinginan berwisata ke luar Sumbar tapi tidak yakin akan berwisata pada pertengahan 2020 atau prediksi fase new normal. Namun, keinginan berwisata di dalam Sumbar lebih tinggi daripada ke luar Sumbar dalam fase new normal.

Pemateri kedua yakni Bapak Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, SP menyampaikan materi dengan judul “Potret tentang Dampak Pariwisata di Kota Padang”. Dampak Pariwisata yang dialami Kota Padang mengalami 3 tahapan.
- Tahap I yakni Tahap Tanggap Darurat (Pandemik Covid-19). Pada tahapan ini terjadi refocusing (realokasi anggaran dan rescheduling pelaksanaan kegiatan); penutupan / pembatasan operasional destinasi dan industri pariwisata dengan pengawasan (hiburan, rekreasi, dan jasa pariwisata lainnya); pendataan dampak dan sosialisasi terhadap usaha industri dan ekraf pariwisata (Jumlah Wisatawan, OCC-Occupancy, ARR-Average Room Rate, Rev PAR Revenue Per Available Room, Worker); ekonomi (keringanan pajak hotel / restoran, regulasi protokol Covid-19, PSBB, penyediaan akomodasi hotel / konsumsi dan transportasi petugas Covid-19 serta tenaga kerja).
- Tahap II yakni Tahap Pemulihan (Setelah Pandemik Covid-19 dinyatakan selesai). Pada tahapan ini terjadi rehabilitasi pemeliharaan (Infrastruktur Amenitas Pariwisata – 3A), Revitalisasi Penguatan pada (Atraksi, Destinasi, Usaha Industri Pariwisata), Promosi (Event, Voucher-Discount, Stimulus Tourist /Travel & Tour Guide)
- Tahap III yakni Tahap Normalisasi (Fungsional Kondisi Stabil). Pada tahapan ini terjadi Sustainable Tourism Sinergisitas antar sektor dan dukungan Stakeholder Pariwisata.
Selanjutnya, beliau juga menyampaikan bahwa dilihat dari indikator krisis usaha dan industri pariwisata terdapat isu-isu seperti kesehatan, lingkungan hidup, ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan. Oleh sebab itu, hal mendasar yang perlu dilakukan yakni pencegahan penurunan citra pariwisata dan pencegahan penurunan / pembatalan kunjungan wisatawan. Kemudian, tahapan krisis dan strategi penanganan dilakukan dengan fokus pada pemantauan dan penanganan informasi yang menciptakan sentimen negatif terhadap citra pariwisata dan fokus pada tindakan-tindakan kehumasan dalam konteks komunikasi krisis untuk memperbaiki citra pariwisata.
Dampak pandemi Covid-19 terhadap usaha dan industri pariwisata meliputi:
- Trend berkurangnya permintaan ticketing dan aktivitas perjalanan wisata hingga saat ini mencapai lebih dari 90% berdasarkan konfirmasi dari beberapa travel agen di Kota Padang.
- Tingkat kunjungan wisatawan dan okupansi hotel turun sangat signifikan. Laporan PHRI dimulai tanggal 16 Maret 2020 okupansi hotel 60-70% dan hingga saat ini okupansi hotel anjlok mencapai 15-20%.
- Berkurangnya rata-rata omset pelaku usaha dan industri pariwisata cafe/restoran/kuliner dan ekraf lainnya lebih dari 75%.
- Beberapa langkah efisiensi operasional sudah dilakukan oleh para pelaku usaha industri pariwisata dan diperkirakan bertahan sampai 6 (enam) bulan kedepan, jika tidak ada perubahan kearah yang lebih baik seperti kondisi semula/normal.
Terakhir, beliau menyampaikan langkah-langkah yang dilakukan pada saat ini dan masa yang akan datang mencakup:
- Melakukan promosi dalam bentuk virtual/digital destination
- Bantuan modal usaha untuk pedagang terdampak melalui Dinas Koperasi / UKM dan Dinas Sosial
- Pembenahan destinasi wisata dan pengawasan sesuai protokol kesehatan
Antusiasme peserta cukup tinggi dalam kegiatan ini. Hal ini terlihat dari peserta yang mengikuti kegiatan ini baik dari kalangan:
- Instansi (Dinas Pariwisata, Bapelitbang, Bank Nagari, BNI, TDC Unand, Badan Pusat Statistik)
- Perwakilan Nagari yang ada di Prov. Sumbar
- Asosiasi (ASITA, PHRI, Hotel Grand Zuri, Nikopi Project, Pelaku Usaha)
- Akademisi dari berbagai Universitas yang ada di Indonesia (44 Institusi) dari Pulau Sumatera, Pulau Jawa, hingga Pulau Sulawesi.

[Sabtu, 16 Mei 2020] bertempat di Ruang Rapat Gedung A Lantai II Kampus UNIDHA, panitia Diskusi Nasional LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) UNIDHA duduk bersama dengan Kepala LPPM UNIDHA jelang H-2 Diskusi Nasional. Rapat ini dibuka langsung oleh Bapak Heru Aulia Azman, PhD selaku Ketua Panitia dan dihadiri oleh seluruh panitia Diskusi Nasional UNIDHA.

Kegiatan ini mengangkat tema “Potret Pariwisata Nasional dalam Masa Krisis Covid-19” yang akan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 Februari 2020 sejak pukul 09.00 s/d 11.00. Diskusi Nasional ini bertujuan untuk melihat kondisi pariwisata nasional dalam masa krisis Covid-19, peluang dan tantangan yang dihadapi, khususnya pariwisata di Provinsi Sumatera Barat.

PENGUMUMAN: Sesuai dengan Kalender Akademik Universitas Dharma Andalas TA. 2019/2020, maka kepada Bapak/lbu Dosen dan Mahasiswa/i Universitas Dharma Andalas, diberitahukan bahwa:
- LIBUR/ CUTI BERSAMA HARi RAYA IDUL FITRI 1441 H MULAI: HARI/ TANGGAL: Sabtu s/d Rabu (23 Mei s/d 27 Mei 2020)
- PERKULIAHAN AKAN DISELENGGARAKAN KEMBALI PADA: HARi/ TANGGAL: Kamis (28 Mei 2020)
[Rabu, 13 Mei 2020], mahasiswa/i Kuliah Hybrid Manajemen Pemasaran II kelas 4X4 dengan Dosen Pengampu Ibu Siska Lusia Putri, SP, MM (prodi S1 Manajemen) memanfaatkan media sosial Instagram (IG) sebagai media pembelajaran dengan topik “Komunikasi Pribadi” dikaitkan dengan kasus Covid-19 (Corona).

Komunikasi Pribadi merupakan bagian dari bauran komunikasi pemasaran yang terdiri dari pemasaran langsung & pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut / Word of Mouth (WoM) dan penjualan personal.

Melalui media sosial Instagram, mahasiswa/i diminta untuk mengerjakan tugas Asinkron Mandiri (AM) yaitu memposting bentuk-bentuk komunikasi pribadi dengan topik bebas namun berkaitan dengan wabah Covid-19.

Adapun indikator penilaian dari tugas ini adalah: (1) kesesuaian dengan format yang sudah ditetapkan; (2) pemahaman, akurasi teori, dan analisa; (3) postingan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati sebelumnya; (4) postingan wajib menggunakan #komunikasipribadi dan #kuliahhybridunidha; dan (5) komentar postingan sebagai nilai bonus.
Berikut adalah empat postingan terbaik mahasiswa/i Hybrid UNIDHA:

Lara Andriana menjelaskan tentang penjualan personal yakni bazar sembako. Dalam postingannya, Lara menjelaskan bahwa dengan adanya bazar sembako online ini di saat pandemi virus Covid-19 dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, bazar online ini membantu masyarakat agar dapat memenuhi berbagai bahan kebutuhan pokok serta kebutuhan lebaran dengan harga yang lebih murah. Proses pembeliannya pun cukup mudah, kunjungi situs online, lakukan pre-order (pemesanan), selanjutnya semua pesanan akan diantar langsung ke rumah.

Syuhendra Kurniawan menjelaskan tentang pemasaran langsung yakni katalog penjualan motor. Dalam postingannya, Syuhendra menjelaskan bahwa untuk menarik daya beli konsumen, PT. Menara Agung hadir dengan menggunakan katalog online dengan media sosial Facebook maupun Instagram dengan ciri khas #dirumahsaja. Tampilan katalog ini dibuat semenarik mungkin dan dijelaskan serinci mungkin sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian.

Alvinaldi menjelaskan tentang pemasaran langsung yakni katalog Handphone Fair dan Hypermart. Dalam postingannya, Alvinaldi menjelaskan bahwa semenjak adanya virus Covid-19, konsumen banyak melakukan pembelian produk secara online karena mengingat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Katalog online ini memperlihatkan jenis produk apa saja yang dijual dengan rincian harganya sekaligus. Hal ini memudahkan konsumen dalam pembelian produk tersebut.

Heru Maulana menjelaskan tentang penjualan personal yakni bazar penjualan mobil Toyota oleh PT. Toyota Astra Motor (TAM) yang mengalami penundaan karena pandemi virus Covid-19. Umumnya, konsumen memilih menunda membeli mobil baru di tengah pandemi Covid-19 ini untuk menjaga keuangan rumah tangga tetap stabil.