UNIDHA Menuju “World Class University”

Sambutan oleh Rektor Unidha

[Senin, 13 Juli 2020], Badan Penjaminan Mutu (BAPEM) UNIDHA melaksanakan Internal Webinar dengan tema “Membangun Keunggulan Kompetitif Organisasi melalui Tata Kelola yang Efektif dan Efisien” dengan narasumber sebagai berikut 1) Ibu Laura Syahrul, SE, MBA, PhD dan 2) Bapak Prof. Dr. H. Ansofino, M.Si.

Moderator Webinar Good University Governance

Pada kegiatan tersebut, Ibu Lucy Chairoel, PhD (Prodi S1 Manajemen / Ketua BAPEM Universitas) bertindak sebagai moderator. Internal Webinar ini diikuti oleh 77 orang dosen dan 28 tenaga kependidikan (tendik) selingkup Universitas Dharma Andalas. Peserta mengikuti kegiatan ini melalui aplikasi Webinar Zoom Meeting. Webinar ini dimulai tepat pukul 09.00 dan dibuka oleh Rektor UNIDHA Bapak Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt.

Menuju Organisasi yang Efektif (Satu Pendekatan Human Behavior)

Pemateri pertama Ibu Laura Syahrul, SE, MBA, PhD (Dosen Universitas Andalas) menyampaikan materi dengan judul “Menuju Organisasi yang Efektif (Satu Pendekatan Human Behavior)”. Menurut beliau, kriteria efektifitas meliputi 6 (enam) komponen berikut ini: (1) Quality. Kualitas memenuhi kebutuhan dan ekspektasi customers; (2) Productivity. Produktivitas berhubungan dengan inputs dan outputs, profit, sales, market share, patients released, dan clients served; (3) Efficiency. Ratio outputs terhadap inputs. Rate of return on capital atau assets, unit cost, waste, downtime, occupancy rates and cost per patient/student/client; (4) Satisfaction. Kepuasan karyawan meliputi turnover, absenteeism,  keluhan dan employee attitudes; (5) Adaptability. Kemampuan adaptasi terhadap perubahan internal dan external; dan (6) Development. Responsif dalam memenuhi tuntutan perubahan lingkungan.

Pemateri I  Ibu Laura Syahrul, SE, MBA, PhD

Kemudian, beliau menambahkan faktor penentu perilaku dan kinerja manusia mencakup 6 (enam) hal, yaitu: Pertama, Individu (karakteristik, motivasi, kemampuan). Kepribadian seseorang adalah kombinasi unik ciri-ciri psikologis yang mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kedua, Sistem penghargaan dan penilaian. Mempertimbangkan Maslow’s hierarchy of needs, maka pemenuhan kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus didahulukan (gaji atau penghasilan), Dalam era teknologi dan inovasi saat ini, penghargaan dan kesempatan untuk terlibat dalam proyek ataupun kegiatan penting lainnya membuat sumber daya manusia (SDM) mampu termotivasi untuk kinerja yang lebih baik melebihi piramida kebutuhan Maslow, dan sebagai rekognisi.  SDM yang  dihargai atas kemampuan professional serta pengalamannya cenderung lebih percaya diri, lebih menyukai tantangan baru dan lebih inovatif.

Webinar GUG UNIDHA

Ketiga, Perilaku kelompok. Perilaku kelompok meliputi 7 (tujuh) komponen berikut, a) Penting untuk  terbangunnya keterkaitan dan keterpaduan tanpa mengorbankan pentingnya kreativitas individual dan kecemerlangan yang menjadi inti dari organizational change and innovation. b) Kelompok semestinya memfasilitasi sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhannya. c) Adanya pelaksanaan yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang mengatur organisasi. Karenanya  perlu dibangun keseragaman dan konsistensi yang menjadi model bagi semua. d) Individual perlu mengambil sikap dan tegas atas arah yang diambil organisasi. e) Perlu kerjasama dan kolaborasi yang menjadi kunci suksesnya organisasi. f) Perlu tersedia ruang bagi kebebasan berekspresi atas ide dan pemikiran serta dimungkinkannya pengambilan keputusan secara demokratis terutama pada era kompetisi bisnis Abad 21 ini. g) Paham akan peran (tugas dan fungsi) serta ekspektasi terhadap perilaku seseorang dalam peran tertentu. Keempat, Kekuasaan dan politik. Perilaku yang dilakukan dengan sengaja dan dipilih untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuatan. Kelima, Perilaku antar kelompok & konflik. Tiga konsep penting yang dilakukan yaitu a) Tidak sependapat yang seharusnya mengarah pada pilihan alternatif, b) Tanggapi keluhan agar rasa ketidakpuasan bisa ditekan dan tidak berlanjut, c) Untuk menjaga semangat kerja, tangani persoalan secepat mungkin. Terakhir, Keenam, Kepemimpinan. Kepemimpinan ini meliputi, a) Mengarahkan perilaku SDM untuk pencapaian tujuan. b) Memungkinkan anggota memenuhi kebutuhannya (menghormati perbedaan antar karyawan, menjadi pendengar yang baik). c) Menjadi personifikasi untuk nilai, motivasi dan aspirasi anggota. d) Mewakili anggota saat berinteraksi dengan pimpinan kelompok lain. e) Memfasilitasi konflik, inisiator gerakan dan mempertahankan kelompok sebagai unit fungsional. f) Menerapkan kekuatan dalam pemberian sanksi secara sah (contohnya penghargaan dan sanksi).

Tata Kelola Organisasi Menuju Universitas Bermutu

Pemateri kedua Bapak Prof. Dr. H. Ansofino, M.Si (dosen STKIP PGRI Sumbar) menyampaikan materi dengan judul “Tata Kelola Organisasi Menuju Universitas Bermutu”. Menurut beliau,  tata kelola organisasi yang baik adalah pengaturan struktur organisasi, proses ‘bisnis’, serta program dan kegiatan dalam suatu perencanaan untuk mencapai tujuan.

Pemateri II Bapak Prof. Dr. H. Ansofino, M.Si

Kemudian, beliau menambahkan bahwa prinsip-prinsip tata kelola organisasi perguruan tinggi (PT) yang baik meliputi 9 (sembilan) komponen berikut ini. Pertama, Akuntabilitas (kepada stakeholders), Kejelasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran (VMTS) dengan mandat badan penyelenggara. Kedua, Responsibility (tanggung-jawab); adanya Tugas, Pokok, dan Fungsi (Tupoksi); Manual; Standard Operating Procedure (SOP); dan Instruksi kerja. Ketiga, Independensi (dalam pengambilan keputusan), menggunakan fit and proper. Keempat, Fairness (adil), adanya track record, dan menerapkan merit system. Kelima, Penjaminan Mutu INTERNAL. Keenam, Relevansi, (tracers study, survei pengguna). Ketujuh, Efektifitas dan efisiensi, (Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana Strategis / Renstra, Rencana Kegiatan Tahunan (RKT), dan Rencana Anggaran Kegiatan Tahunan (RAKT). Kedelapan, Transparansi, (Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) mengontrol Rektor dan jajarannya). dan Kesembilan, Nirlaba.

Terakhir, beliau menjelaskan indikator penerapan tata kelola
perguruan tinggi yang baik yakni (1) Kejelasan identitas dan VMTS dengan Key Performance Indicators (KPI) serta program dan kegiatan; (2) Keberadaan SPMI secara utuh dan manajemen Penetapan Standar Dikti, Pelaksanaan Standar Dikti, Evaluasi (pelaksanaan) Standar Dikti, Pengendalian (pelaksanaan) Standar Dikti dan Peningkatan yang disingkat dengan PPEPP dan SPMI berbasis outcome; (3) Laporan tracer study; (4) Sistem informasi dan data based kegiatan akademik dan laporan keuangan.

Pada sesi interaktif, beberapa pertanyaan yang muncul salah satunya dari Ibu Sri Mutiar, S. Pt, MP (Prodi S1 Teknologi Industri Pertanian) yang menanyakan bagaimana cara menyampaikan kritik kepada rekan kerja jika tindakan yang dilakukan telah menyalahi aturan yang ada? Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan dari Ibu Dian Hirma, SE, MM (Prodi D3 Manajemen Perusahaan) karyawan yang demotivasi sedangkan expert leader tidak bisa menyelesaikannya, apakah BAPEM boleh membantu menyelesaikannya? Pertanyaan selanjutnya dari Ibu Malse Anggia, S.TP, MP / prodi S1 Teknologi Industri Pertanian yang menanyakan saran agar tata kelola yang baik di BAPEM, SDM yang baik itu berapa orang? Bagaimana dengan tim untuk mengembangkan standarnya? Pertanyaan selanjutnya diajukan oleh Bapak Ridho Aidil Fitrah, ST, MT / prodi S1 Teknik Sipil yang menanyakan apa yang perlu dilakukan UNIDHA jika menjadi World Class University? Saat ini, UNIDHA berada di level Teaching University. Terakhir, Ibu Mellyna Eka Yan Fitri, S.Si, MM / prodi S1 Manajemen menanyakan bagaimana merangsang dosen mau menerbitkan luaran di jurnal internasional?

Pertanyaan tersebut dijawab dengan tuntas oleh Ibu Laura. Beliau menjelaskan bahwa cara mengkritik rekan kerja (satu level) jika tindakan yang dilakukan telah menyalahi aturan yang ada, meliputi (1) Ekspertise. Beri tahu adanya konsekuensi jika melakukan sesuatu. (2) Menggunakan pendekatan kultural. Contohnya, di Minang dengan budaya “bacaro” dimana jika usia di atas (senioritas) dihargai dan menyampaikan dengan sopan. (3) Pergunakan ‘tangan orang’ yang memiliki kekuatan untuk mengintervensi. Selanjutnya, peran leadership adalah memfasilitasi proses penyelesaian jika itu dibawah lingkup tanggung jawabnya. Kemudian, demotivasi juga dapat terjadi dimana ketika kondisi seseorang tidak bisa perform bukan karna tidak mampu tapi ada sesuatu yang membuat orang tersebut terhambat untuk bisa perform. Rekan kerja juga bisa membantu atau adanya orang yang punya power dalam struktur hierarki tersebut. Jika dilihat dari sisi ranah BAPEM, institusi menyediakan sistem dan membuat sistem dimana ada aturan main yang mejelaskan ‘who does what’. BAPEM bukanlah ranah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Demotivasi juga dapat timbul dari tingkah annoying dan sabotase (ada eror, mengganggu action orang dalam bekerja). Ada figur/mentor yang bisa memberikan bantuan dari orang yang merasa ada keluhan tesebut (orang tersebut mampu dan jam terbang tinggi). BAPEM punya sistem atau acuan untuk membantu menyelesaikan disaat ‘ketiadaan’ figur pimpinan tersebut. Terakhir, beliau menjelaskan bahwa sepanjang sistem diterapkan secara konsisten, maka semua orang akan ‘play by the rule‘ dan berlaku umum dan konsisten. Persoalan bisa timbul jika terjadi ketidakkonsistenan.

Kemudian, Bapak Ansofino pun menjawab dengan tuntas pertanyaan yang diajukan ke beliau. Menurut beliau, tata kelola yang baik dalam BAPEM meliputi 6 (enam) komponen berikut ini. Pertama, Bangun kelembagaannya. Kedua, Lengkapi strukturnya. Ketiga, Isi orang-orangnya. Keempat, Buat dokumen secara lengkap. Kelima, Dokumen dikembangkan dengan IT (jangan manual saja). Keenam, Update websitenya (pendanaan sendiri) janjikan akreditasi dan luaran yang bagus. Jika website BAPEM up to date, nantinya dosen, tendik, mahasiswa dan semua civitas akademika bisa melihat secara langsung dokumen tersebut. Selanjutnya, beliau menanyakan bahwa level teaching university ini milestonenya ditandai dengan apa? Apakah sudah ada internasional class? Kurikulum sudah online kah? Konten sudah online apa belum? Pembelajarannya berupa prodi apa yang diunggulkan? Mata kuliah apa yang diunggulkan? Keterampilan khusus apa yang diunggulkan? Nah semua pertanyaan di atas dapat dilakukan dengan tahapan berikut ini. Pertama, Create dengan baik. Kedua, Susun pembelajarannya. Ketiga, Rekatkan dengan IT. Keempat, Buku ajar sudah bisa dibaca secara online apa belum. Kelima, Bahan pembelajaran sudah bisa diasinkronkan atau belum. Keenam, Unggulkan di setiap prodi. Selanjutnya, berilah label dan sempurnakan itu dengan baik. Jika dikenal dengan dosen yang ahli di bidang tersebut dan mengenal pakar-pakar yang oke. Jika sudah,
Teaching University lanjut ke level Riset University. Riset di level inovasi dimana luaran riset berupa produk yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Penelitian libatkan dengan prodi lain (antar prodi). Kemudian, cara merangsang dosen untuk menerbitkan luaran di jurnal internasional yaitu dengan memberikan reward tambahan dari kampus, untuk Jurnal Internasional sekitar 20 juta dan Jurnal Terakreditasi Sinta 1-2 sekitar 2 juta. Selanjutnya, persoalan demotivasi menurut beliau, dosen jangan diberikan beban individu tapi dengan sistem. Contoh tidak patuh dengan standar Rencana Pembelajaran Semester (RPS), sumber pembelajaran internasional tidak patuh, jadi adanya sistem yang menghukumnya. Buat aturan sistem Monitoring dan Evaluation (Monev), bukan sesama dosen yang menegur. Nantinya, BAPEM sebagai saringan pertama dari permasalahan, pimpinan adalah pengambil keputusan akhir (final decision).

Di akhir penghujung acara, moderator menarik kesimpulan dari materi yang disampaikan oleh kedua narasumber. Pertama, Organisasi yang efektif dengan faktor utama pendukung yakni SDM yang bisa meningkatkan kemampuan (beradaptasi dan pengembangan diri sendiri) dan juga didukung oleh leadership yang ada di organisasi tersebut. Kedua, BAPEM sangat penting sekali di universitas (semua bagian yang ada di universitas sebaiknya mendukung BAPEM (visi misi, RIP jangka panjang, Renstra, Renop) harus ada di setiap prodi supaya ketercapaian mutu universitas tercapai.

Pembekalan Magang Prodi S1 Manajemen UNIDHA

Sambutan oleh Kaprodi S1 Manajemen UNIDHA

[Jumat, 10 Juli 2020], Tim magang prodi S1 Manajemen melaksanakan pembekalan magang secara online tentang kesiapan mahasiswa/i magang prodi S1 Manajemen untuk Angkatan 2017 dengan menggunakan aplikasi Cloud-X. Rapat yang dibuka langsung oleh Kaprodi S1 Manajemen yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Persiapan Magang yaitu Ibu Dra. Yofina Mulyati, MM dan diikuti oleh 90% mahasiswa magang.

Sesi Diskusi dan Tanya Jawab

Agenda rapat yang berlangsung sekitar 120 menit ini membahas tentang: (1) Menjelaskan prosedur pelaksanaan magang

(2) Menjelaskan etika saat magang (sikap dan tingkah laku serta cara berpakaian);

mahasiswa magang prodi S1 Manajemen

(3) Penyampaian pembagian dosen pembimbing magang dan penyerahan mahasiswa magang kepada dosen pembimbing magang; (4) Pelepasan mahasiswa magang secara simbolis (Akhir Juli 2020) oleh Rektor UNIDHA / Dekan FEB UNIDHA; (5) Pelaksanaan magang selama 2 (dua) bulan (Akhir Juli s/d Akhir September 2020)

mahasiswa magang prodi S1 Manajemen

Workshop LPPM UNIDHA “Sains & Teknologi”

[Selasa, 7 Juli 2020], Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIDHA melaksanakan Workshop Online Bidang Sains dan Teknologi dengan tema “Teknik Penulisan Proposal Penelitian yang Kompetitif” dengan narasumber Bapak Dodi Devianto, S.Si, M.Sc, PhD.

moderator workshop online

Pada kegiatan tersebut, Bapak Ridho Aidil Fitrah, ST, MT (Prodi S1 Teknik Sipil) bertindak sebagai moderator. Workshop Online Bidang Sains dan Teknologi ini diikuti oleh 29 peserta dari 6 prodi yakni prodi S1 Teknik Sipil, S1 Teknik Mesin, S1 Farmasi, S1 Teknologi Industri Pertanian, S1 Sistem Informasi dan S1 Matematika. Peserta mengikuti kegiatan ini melalui aplikasi Webinar Zoom Meeting.

Narasumber Bapak Dodi Devianto, S.Si, M.Sc, PhD

Narasumber Workshop Online Bidang Sains dan Teknologi yaitu Bapak Dodi Devianto, S.Si, M.Sc, PhD (Sekretaris Universitas Dharma Andalas) menyampaikan materi dengan judul “Kiat Sukses Menulis Proposal Penelitian Bidang Eksakta”. Menurut beliau, bagaimana memperkuat keunggulan-keunggulan proposal penelitian dalam kompetisi penelitian meliputi: (1) Topik penelitian yang diajukan sangat PENTING, URGENT, dan ORISINIL (mempunyai kebaharuan); (2) Tim peneliti mampu lebih tajam dalam menyajikan dan analisis pembahasan; (3) Pendekatan yang dilakukan lebih canggih (serta up to date) dan lebih cepat; (4) Tim peneliti melakukan dengan sangat efisien dan efektif; (5) State of the art penelitian mampu menjawab orisinalitas hasil dan ouput-nya; (6) Penelitian ini dapat menjawab permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihadapi bangsa Indonesia.

Kemudian, beliau menyampaikan strategi menyusun proposal penelitian yang terdiri dari 4 (empat) komponen berikut ini. Pertama, Mencari informasi. Informasi ini mencakup informasi pendanaan yang relevan dengan rencana proposal penelitian (sumber-sumber dana penelitian baik nasional dan internasional; agenda riset nasional dari lembaga negara, agenda riset BRIN/Ristekdikti/Simlitabmas dan LPDP; agenda kebijakan daerah / riset Pemda; dan agenda riset perusahaan/company melalui R&D yang ditawarkan kepada publik) dan informasi isu-isu penelitian yang relevan dengan rencana proposal penelitian (kebutuhan pembangunan isu-isu global seperti SDG’s indicators dan revolusi industri 4.0 atau 5.0; perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbaru; jurnal terbaru dan temuan terbaru; seminar serta diskusi dengan pakar; dan literatur yang relevan akan mempermudah memperoleh informasi dan ide, serta untuk mengetahui hasil penelitian terdahulu dan memperoleh argumen bahwa rancangan penelitian yang akan dilaksanakan adalah original, penting dan urgent).

reviewer nasional Ristekdikti

Kedua, Mengembangkan ide. Hal-hal yang perlu diperhatikan mencakup membaca jurnal dan sumber tertulis serta sumber audio visual; diskusi dengan expertis, tokoh, pakar maupun masyarakat; mengamati alam dan fenomena masyarakat; dan berpikir dan berpikir kembali dengan mengambil inspirasi dari tulisan yang bereputasi. Ketiga, Memproses ide menjadi tema. Hal-hal yang perlu diperhatikan mencakup identifikasi masalah yang sedang aktual; spesifik dan menarik serta kekinian yang dapat memberikan solusi permasalahan yang sedang dihadapi dewasa ini; dan tema yang diambil tidak cukup dengan hanya ‘baik dan penting’ tetapi harus ‘urgent’ untuk dilaksanakan. Keempat, Menentukan tujuan. Hal-hal yang perlu diperhatikan mencakup manfaat bagi pengembangan IPTEKS untuk masa depan bangsa Indonesia/masyarakat dunia; manfaat bagi pembangunan kedepan; dan prospek besar pada masa mendatang terlihat sangat penting terutama dalam menghadapi revolusi industri 4.0/5.0.

sesi diskusi dan tanya jawab

Pada sesi interaktif, beberapa pertanyaan yang muncul meliputi kriteria penilaian utama reviewer dalam menilai sebuah proposal penelitian, rekam jejak peneliti hingga penjelasan mengenai riset pemula dengan riset dasar serta penggunaan sitasi dalam jurnal. Ketiga pertanyaan tersebut disampaikan oleh Ibu Sri Mutiar, S. Pt, MP (prodi S1 Teknologi Industri Pertanian), Ibu Sefrianita Kamal, S. Farm, M. Farm, Apt (prodi S1 Farmasi), dan Bapak Ridho Aidil Fitrah, ST, MT (prodi S1 Teknik Sipil).

Pertanyaan tersebut dijawab dengan tuntas oleh Bapak Dodi. Beliau menjelaskan bahwa rekam jejak peneliti berupa item penilaian proposal penelitian untuk riset dasar mencakup 40% meliputi jumlah jurnal internasional bereputasi, jumlah jurnal internasional dan/atau jurnal nasional terakreditasi peringkat 1-2 dan/atau prosiding internasional terindeks, dan jumlah buku ber-ISBN dan/atau chapter dalam buku yang ber-ISBN. Untuk syaratnya belum ada ketegasan reviewer melakukan penilaian berdasarkan bidang ilmu peneliti (bersifat subjektif) sesuai panduan yang ada. Sedangkan untuk sitasi menurut beliau tidak ada salahnya dilakukan jika saling berkaitan dan sitasi ini pun menunjukkan keberlajutan riset penelitian peneliti itu sendiri.

Workshop LPPM UNIDHA “Sosial Humaniora”

[Senin, 6 Juli 2020], Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIDHA melaksanakan Workshop Online Bidang Sosial Humaniora dengan tema “Teknik Penulisan Proposal Penelitian yang Kompetitif” dengan narasumber Ibu Prof. Dr. Ratni Prima Lita, SE, MM.

moderator workshop online

Pada kegiatan tersebut, Bapak Heru Aulia Azman, PhD (Prodi S1 Manajemen / Ketua LPPM UNIDHA) bertindak sebagai moderator. Workshop Online Bidang Sosial Humaniora ini diikuti oleh 50 peserta dari 7 prodi yakni prodi D3 Akuntansi, prodi D3 Manajemen Perusahaan, prodi S1 Manajemen, prodi S1 Akuntansi, prodi S1 Ilmu Hukum, prodi S1 Ilmu Komunikasi, dan prodi S1 Sastra Inggris. Peserta mengikuti kegiatan ini melalui aplikasi Webinar Zoom Meeting.

Narasumber Ibu Prof. Dr. Ratni Prima Lita, SE, MM

Narasumber Workshop Online Bidang Sosial Humaniora yaitu Ibu Prof. Dr. Ratni Prima Lita, SE, MM (Dosen Manajemen UNAND) menyampaikan materi dengan judul “Bagaimana menyusun proposal penelitian yang kompetitif?”. Menurut beliau, tips penyusunan proposal meliputi komponen berikut ini: 1) proposal adalah ide yang ditulis “bukan ide dalam angan-angan”; 2) usahakan meneliti isu/topik terbaru yang sedang “hot”; 3) gunakan “bahasa proposal” (ilmiah); 4) tulis proposal sesuai panduan/cermati panduan jangan sampai ada yang tertinggal; 5) sistematika lengkap; 6) hindari kesalahan teknik (ketikan, tanda tangan); 7) utamakan ide yang bernilai untuk khalayak sasaran; 8) batas waktu upload proposal; 9) biaya dan waktu rasional; 10) track record peneliti; 11) kelengkapan proposal; 12) cermati lembar penilaian; 13) perbanyak proposal (peluang proposal lolos besar); 14) buat bank teori/literature/proposal; dan 15) berdoa.

pertanyaan interaktif oleh Bapak Irsyad, S.Hum, M.Hum
(prodi S1 Sastra Inggris)

Kemudian beliau menambahkan bahwa ada 5 (lima) hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun sebuah proposal. Pertama, NOVELTY (kebaharuan KUALITAS RISET). Kedua, TIMELY (informasi yang sedang ditunggu-tunggu). Ketiga, PLAGIARISM (harus dihindari). Keempat, RELEVANSI TOPIK (dengan skim riset/pendanaan yang dituju). Kelima, ROADMAP PENELITIAN.

pertanyaan interaktif Ibu Ezizwita, SE, MM (prodi S1 Manajemen)

Pada sesi interaktif, beberapa pertanyaan yang muncul meliputi menciptakan novelty penelitian, membangun roadmap penelitian, dan mengelola keuangan penelitian.

pertanyaan interaktif Ibu Dr. Dra. Asniati, MBA, Ak, CA, CSRA
(Dekan FEB UNIDHA)

Pertanyaan tersebut dijawab dengan tuntas oleh Prof. Ratni. Beliau menjelaskan bahwa novelty menunjukkan kebaharuan riset dari penelitian. Caranya dengan mengungkap temuan penelitian orang dan mengisi gap mana yang akan diisi. Untuk roadmap penelitian, lakukan modifikasi dan menggabungkan beberapa riset orang sehingga ditemukan gap-nya. Dalam membangun roadmap, fokuskan apa penelitian dan temukan topik yang ingin difokuskan walaupun objeknya akan berbeda-beda nantinya. Dalam pengelolaan keuangan, tulislah apa yang dibutuhkan dalam penelitian. Contoh honorarium mencakup honor mendatangkan narasumber, asisten peneliti, perjalanan dinas dan sebagainya.

Terakhir, beliau menjelaskan bahwa hasil penelitian yang baik mencakup 5 (lima) komponen berikut:

•Proposal penelitian yang baik

•Data/informasi sudah disederhanakan

•Analisis yang baik

•Dikuasai dengan baik (pembahasan mendalam)

•Sudah ada Kesimpulan

“Comic Strip Competition” S1 Manajemen UNIDHA

Cosmic Strip Competition

Haii sobat milenial..
Ga Asik kalau ga ikut..
Daripada cuma ngayal dan bengong…
Mending ikut acara ini…
Gak kalah gokil loh..selain itu nguji kreativitas mu..

Comic Strip Competition
Temanya : Covid 19 yaahh..

Gratis loh malahan kamu bisa dapat Give Away (hadiah) jutaan rupiah juga..

Juara 1: uang tunai 1.000.000 + sertifikat dan special reward bagi yang mendaftar di UNIDHA free uang pembangunan sebesar 3.000.000
Juara 2: uang tunai 750.000 + sertifikat dan
special reward bagi yang mendaftar di UNIDHA free uang pembangunan 50% senilai 1.500.000
Juara 3: uang tunai 500.000 + sertifikat dan special reward bagi yang mendaftar di UNIDHA free uang pembangunan 25% senilai 750.000

Penasaran???

Langsung aja daftarin dirimu disini
https://bit.ly/2Xza5sD

Jangan sampai ketinggalan ya…

Yukkk…ikut dan ajak teman2 lainnya…

Salam dari kami.
Manajemen S1 dan HMJM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

UNIDHA Laksanakan Wisuda XLVII Secara Daring

Universitas Dharma Andalas Padang melaksanakan Wisuda ke XLVII secara Daring melalui Aplikasi CloudX dan Live Facebook serta Youtube Channel Unidha. Jumlah Wisudawan yang mengikuti Wisuda secara daring adalah 227 Orang, dengan rincian 77 orang dari Program Studi S1 Manajemen, 33 Orang Program Studi S1 Akuntansi, 5 Orang Program Studi D3 Manajemen, 16 orang Program Studi Ilmu komunikasi, 22 Orang Prodi Ilmu Hukum, 24 Orang Prodi Sistem Informasi, 3 Orang Prodi Sastra inggris, 17 Orang prodi Farmasi, 10 Orang prodi teknik sipil, 11 Orang prodi Teknik Mesin, dan 9 Orang prodi Teknologi Industri Pertanian.
Dalam kegiatan wisuda XLVII ini dihadiri oleh Kepala LLDIKTI Wilayah X Prof. Herri dan Juga dihadiri oleh Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Dharma Andalas, Asman Abnur yang sempat memberikan wejangan dan motivasi kepada lulusan unidha periode ini. Ketua Pengurus Yayasan Dharma Andalas juga hadir dari awal hingga acara selesai, Prof. Masrul juga menyampaikan pesan dan motivasi kepada mahasiswa yang sudah lulus.
Ketua LLDIKTI juga menyampaikan beberapa pesan kepada wisudawan untuk tidak patah semagnat, dengan kondisi kita wisuda online seperti ini, semoga tidak mengurangkan semangan untuk mengabdi kepada masyarakat, semoga ananda semua sukses, kata Prof. Herri.
Rektor UNIDHA, Prof. Deddi Prima putra Mengucapkan selamat dan Sukses kepada seluruh wisudawan Unidha, dan selamat mengabdi di Masyarakat dengan mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat selama di bangku perkuliahan, dan juga jangan patah semangat meskipun kita wisuda online.
Wisuda tahun ini sangat lah berbeda pada tahun sebelumnya,yang mana pada tahun ini dunia kita ini sedang terkena dampak COVID 19 yang membuat kita untuk tetap dirumah sampai situasi kembali stabil. walaupun sekarang dalam era pandemi COVID 19 tidak menyurutkan antusias mahasiswa/i untuk mengikuti wisuda walaupun secara virtual.
Tetapi kita harus tetap bersyukur walaupun sekarang kita di tengah pandemi wabah corona, ada hikmah yang bisa diambil. Pertama, kesehatan dan kebersihan merupakan hal yang sangat berharga. Kedua, banyak orang semakin tekun beribadah, introspeksi diri, istirahat cukup, dan banyak waktu luang dengan keluarga. lalu, dunia pendidikan menjadi akrab dengan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran dan kegiatan non-akademik lainnya.

Tim Dosen UNIDHA Melaksanakan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

PkM Dosen FEB UNIDHA

[Kamis, 25 Juni 2020], sejumlah dosen FEB UNIDHA yang terdiri dari prodi S1 Akuntansi dan S1 Manajemen melakukan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ke UMKM yang ada di Kota Padang. Tim PkM ini terbagi atas 4 (empat) kelompok dengan meninjau UMKM yang bergerak pada usaha makanan dan minuman.

Tim Dosen Kelompok I

Kelompok I yang terdiri dari Bapak Drs. Imran Agus, M.Si (prodi S1 Manajemen), Ibu Lasti Yossi Hastini, ST., M.Si (prodi S1 Manajemen), Ibu Sari Octavera, ST., MM (prodi S1 Manajemen), Ibu Anna Marina, SE., MM (prodi S1 Manajemen), dan Bapak Tri Rachmat Riski, SE., MM (prodi S1 Manajemen). Kelompok I ini meninjau Usaha Minuman Kesehatan Merek Tamu Lawak Jamu Tani yang dikelola oleh Bapak Zakaria. Lokasi usaha minuman ini terletak di Sawahan Kota Padang.

Tamu Lawak Jamu Tani

Usaha ini merupakan industri rumah tangga minuman limun sehat untuk menjaga stamina yang sudah berdiri lebih kurang 30 tahun, yang masih diolah secara manual dan sangat sederhana sekali, bahkan belum sesuai dengan standar kelayakan industri pengolahan makanan dan minuman. Selain itu, usaha ini belum memiliki izin usaha, sertifikasi halal BP-POM dan packing masih menggunakan botol bekas minuman kemasan kaca. Pemilik usaha ini sebelumnya memiliki 6 (enam) orang pekerja dan mampu memproduksi limun 1.500 (seribu lima ratus) botol per harinya namun karena kondisi Covid-19 penjualan menurun drastis sedangkan pemasaran produknya hanya di sekitar Kota Padang.

Tim Dosen Kelompok II

Kelompok II yang terdiri dari Ibu Rita Srihasnita Rosali Caniago, SE, MM (prodi S1 Manajemen), Ibu Mellyna Eka Yan Fitri, S.Si, MM (prodi S1 Manajemen), Bapak Febri Rahadi, SE, MS (prodi S1 Manajemen), dan Ibu Siska Lusia Putri, SP, MM (prodi S1 Manajemen). Kelompok II ini meninjau Usaha Makanan Kue talam yang dikelola oleh Ibu Nilawati. Lokasi usaha minuman ini terletak di Sawahan Kota Padang.

Kue Talam

Usaha ini dimulai sejak tahun 2017 (sekitar 3 tahun yang lalu) dengan menjajakan sendiri dan sebahagian menitipkan jajanan tradisional ini ke warung-warung. Jajanan ini sebenarnya bisa dipesan atau dibeli oleh pengusaha katering untuk acara pesta, arisan atau bahkan dijual ke supermarket. Usaha ini memiliki kemasan yang sudah bagus namun belum memiliki nama usaha, merek produk dan ijin usaha (ijin IRT). Bahkan waktu kadaluarsa (expired) produknya pun belum ada walaupun diproduksi setiap harinya. Ibu Nila, pemilik usaha ini memproduksi sekitar 65 kotak per hari dan selalu habis. Usaha ini merupakan usaha keluarga karenanya belum memiliki karyawan.

Tim Dosen Kelompok III

Kelompok III yang terdiri dari Ibu Lucy Chairoel, SE, M.Si, Ph.D (prodi S1 Manajemen), Ibu Ratnawati Raflis, MM, Ak, CA (prodi S1 Akuntansi), Bapak Heru Aulia Azman S.Sos, MM, PhD (prodi S1 Manajemen), Bapak Nofri Yendra, SE, MM (prodi S1 Manajemen), dan Ibu Murniati, SE, MSi, Ak (prodi S1 Akuntansi). Kelompok III ini meninjau Usaha Makanan Kerupuk Jengkol Vanda. Lokasi usaha makanan ini terletak di Sawahan Dalam Kota Padang. Pemilik usaha yaitu Ibu Vanda sudah merintis usahanya sejak tahun 2017.

Kerupuk Jengkol

Usaha ini pada prinsipnya adalah usaha keluarga yang memang di lakukan secara bergotong royong oleh keluarga besar ibu Vanda si pemilik usaha. Kegiatan produksi di lakukan berdasarkan pesanan (Job Order) sehingga tidak ada persediaan bahan baku ataupun barang dagang dalam jumlah banyak. Selanjutnya untuk proses produksinya sendiri pemilik usaha melakukan pembelian bahan baku apabila ada pesanan yang masuk. Tenaga kerja yang di gunakan adalah anggota keluarga sendiri sedangkan biaya overhead yang di keluarkan juga bisa ditekan karena produksi di lakukan di rumah sendiri dan ini tentunya tidak akan menimbulkan biaya sewa pabrik untuk produksi.

Tim Dosen Kelompok IV

Kelompok IV yang terdiri dari Ibu Dra. Yenni Del Rosa, M.Si (prodi S1 Manajemen), Ibu Ingra Sovita, MM. (prodi S1 Akuntansi), Ak, Ibu Firsta, SH, MM (prodi S1 Manajemen), Ibu Dra. Maivalinda, MM (prodi S1 Manajemen), dan Bapak M. Abdilla, ST, MSM (prodi S1 Manajemen). Kelompok IV ini meninjau Usaha Makanan Roemah Pancake Nadiva yang dikelola oleh Ibu Rani. Lokasi usaha makanan ini terletak Pantai Purus Kota Padang. Ibu Rani sebagai reseller Roemah Pancake Nadiva awalnya berjualan di pinggir pantai Padang tahun 2016 dengan sistem pemasaran bersifat offline. Karena adanya pandemic Covid-19 usaha Pancake Nadiva berpindah menjual di rumah saja. Sebagai reseller Rani mendatangkan pancake dari kota Medan terkenal dengan durian Ucok. Ibu Rani sebagai reseller bukan hanya menjual pancake tapi juga menjual berbagai macam menu seperti mie lidi, basreng rendang dan minuman seperti milkshake yang didatangkan dari Pekanbaru dan Jakarta.

Roemah Pancake Nadiva

Sistem penjualan produk yang dijual sudah bersifat online menggunakan media sosial dengan wilayah pemasaran hampir semua kabupaten / kota di Sumatera Barat. Untuk mengantar pesanan produk dalam kota menggunakan gosend dan jasa kurir. Omset penjualan Rani sejak Roemah Pancake Nadiva pindah ke rumah karena pandemic Covid-19 meningkat sebesar Rp 60 juta per bulan. Tapi sayangnya dalam menjalankan usahanya Rani tidak mempunyai pencatatan barang yang terjual sama sekali sehingga tidak bisa melihat uang masuk dan uang keluar. Juga Rani tidak bisa menghitung stok minimal sehingga sering permintaan konsumen tidak terpenuhi. Selain itu produk pancake yang dijual Rani tidak mempunyai label merek serta batas kadaluarsa produk.

Kongkow bareng Alumni: “UNIDHA, Yes! S1 Manajemen, Pilihanku!”

Kongkow Bareng Alumni

Hai gaess…
Kali ini kisah inspirasi alumni kita yang kedua tidak kalah menariknya
Boleh dibilang keren banget..

Wokeeehh banget..

Jangan lewatkan nonton live IG-nya yaa
Sabtu ini tanggal 27 Juni 2020 jam 4 SoRe
di IG @S1_Manajemen_Unidha

Alumni prodi S1 Manajemen UNIDHA

Bersama bang Hendrian Perdana dan dipandu oleh host kita yang tak kalah cantiknya, Hermeila.

Mereka akan meramaikan suasana dengan kisah-kisah inspirasi dari Bang Hendrian yang berkarir di Bank Indonesia

Pastinya karir disini diincar semua orang..keren gakk tuh…

Host Hermeila

Yukkk ikuti
Hanya di kongkow alumni

Ingin nanya bisa langsung chat dikolom komen pada saat acara berlangsung
Ada giveaway nya loh…
So..jangan ketinggalan..

www.spmb.unidha.ac.id
www.unidha.ac.id

Webinar FEB UNIDHA “Era Kebangkitan Minangpreneur Pasca Covid-19”

[Sabtu, 20 Juni 2020], Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNIDHA melaksanakan Seminar Nasional Online dengan tema “Era Kebangkitan Minangpreneur Pasca Covid-19” dengan narasumber sebagai berikut: 1) Drs. Nasrul Abit; 2) Dr. Indra Uno; dan 3) Ria Miranda.

Moderator Ibu Eka Mariyanti, SE, MM

Pada kegiatan tersebut, Ibu Eka Mariyanti, SE, MM (Prodi S1 Manajemen / Dr (Cand.) UNISEL) bertindak sebagai moderator. Seminar Nasional Online ini diikuti oleh akademisi, tenaga pendidik, mahasiswa dan umum serta khusus dihadiri oleh Bapak H. Erwin Yunaz, SE, MM (Wakil Walikota Payakumbuh) melalui aplikasi Webinar Cloud-X.

Sambutan oleh Rektor UNIDHA

Webinar ini dimulai pukul 20.00 dan dibuka oleh Rektor UNIDHA Bapak Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt. Oleh karena terbatasnya kuota Cloud-X menyebabkan sebagian peserta menyimak seminar nasional online ini melalui live streaming Youtube Webinar FEB UNIDHA (ICT) dan live streaming Facebook (Universitas Dharma Andalas).

Pemateri I Bapak Drs. Nasrul Abit

Pemateri pertama Bapak Drs. Nasrul Abit (Wakil Gubernur Sumbar) menyampaikan materi dengan judul “Recovery UMKM Sumbar Pasca Covid-19”. Menurut beliau, Pemerintah Prov. Sumbar menerapkan 3 (tiga) fase dalam penanganan Covid-19, yaitu 1) Melakukan penanganan kesehatan (tersedia APD dan alat kesehatan lainnya); 2) Menjaring pengaman sosial (BLT, PKH, Sembako, Bantuan dari Propinsi bahkan Dana Desa, Kartu Pra Kerja, serta Dana APBD Kabupaten maupun Kota); 3) Pemulihan (recovery) di bidang ekonomi (permasalahan yang timbul seperti permintaan menurun, kinerja menurun, kebangkrutan, pemberhentian karyawan (PHK) hingga terjadinya pengangguran). Selanjutnya, beliau mengimbau kepada setiap kepala daerah baik bupati maupun walikota untuk: a) memberikan BLT bagi pelaku usaha yang hingga kini belum bangkit akibat pandemi Covid-19dan b) mengajak UMKM beralih dari konvensional/tradisional menjadi melek teknologi.

Pemateri II Ibu Ria Miranda

Pemateri kedua Ibu Ria Miranda (Enterpreneur Milenial Minangkabau) menyampaikan materi dengan judul “Respon Bisnis Fashion terhadap Covid-19”. Menurut beliau, saat ini Ria melalui brandnya Ria Miranda telah memasuki tahun ke-10 sejak didirikan tahun 2009 silam. Saat menginjak tahun ke-10 ini lah, Ria merasa semua baru dimulai. Tagline yang diyakini Ria yaitu “berkreasi menghasilkan produk gaya hidup yang menginspirasi nilai-nilai kebaikan”.

Bapak H. Erwin Yunaz, SE, MM
(Wakil Walikota Payakumbuh)

Selanjutnya, beliau menjelaskan tantangan, komunikasi dan langkah selanjutnya yang dihadapi Ria, yaitu: 1) Adanya Supply. a) Supply ini mengalami penurunan karena pabrik tutup saat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga cukup banyak koleksi yang terlambat launching di pasaran; b) Penurunan daya beli. Prioritas konsumen sudah berubah sejak adanya pandemi Covid-19 ini. Konsumen saat pandemi lebih fokus ke kesehatan ketimbang fashion. c) Pandemi Covid-19 ini juga muncul saat kurva penjualan baju muslim sedang berada di puncak sehingga target sales menurun hingga 40%. Bahkan event-event promo pun banyak yang batal dilaksanakan termasuk rencana fashion show yang akan dilaksanakan di Padang. 2) Adanya Demand. Sejak Work From Home (WFH), frekuensi menggunakan social media (Instagram dan Tik Tok) menjadi meningkat. Demand terhadap busana lebaran tetap ada meskipun berada di rumah saja. Kemudian, Ria membuat virtual fashion show (cara baru untuk menikmati fashion) sehingga adanya peningkatan online shopping experience hingga 60% melalui website, e-commerce, instagram hingga WhatsApp. Ria pun mengikuti berbagai webinar untuk membuka cakrawala dan berbagi pemikiran dengan motivator dalam meng-upgrade ilmu. 3) Support Keluarga. Keluarga membuka mata Ria dimana sangat penting dan menjadi pondasi utama dalam menjalani seorang entrepreneur.

Ibu Dr. Yesi Elsandra
(Dosen Prodi S1 Manajemen live dari Jepang)

4) Faktor Internal. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, Ria memiliki waktu untuk memperbaiki komunikasi dengan tim mencakup misi perusahaan, mengajak karyawan untuk mengambil bagian dalam perusahaan, memberikan bantuan fasilitas (laptop dan kuota) untuk karyawan menjalani WFH dengan lancar. 5) Faktor Eksternal. Membuat banyak program promosi seperti a) Hari Belanja Brand Lokal, b) Flash Sale di website Ria Miranda, c) Fashion Show from Home; d) Virtual Press Conference di media dengan mengundang media yang ada di Indonesia untuk memberitahu program apa saja yang dijalani oleh Ria Miranda selama pandemi Covid-19 ini; e) Instagram Live Shopping. 6). Melakukan kegiatan sosial. Pertama, kegiatan sosial “langkah berbagi” (Ria bekerjasama dengan Ria Miranda Community). Kedua, kegiatan sosial “belanja=donasi” dimana pembelian 1 baju sama halnya telah menyumbang 5 APD + 10 Masker. Ketiga, Inspiring Talks (contohnya kajian virtual dan solusi parenting). 7) Mengatur Cash Flow. Pertama, Melakukan pengaturan cash flow seperti dana operasional mampu bertahan hingga Desember 2020. Kedua, Melakukan re-targetting cash flow berupa penurunan target Tahun 2020.

Pemateri III Bapak Dr. Indra Uno

Pemateri ketiga Bapak Dr. Indra Uno (co-founder OK OCE Indonesia & Komisaris PT. Saratoga Investama) menyampaikan materi dengan judul “Menjadi Wirausaha Sukses dan Mandiri”. Menurut beliau, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2020, sebanyak 6,8 juta orang menganggur di Indonesia sebelum adanya pandemi Covid-19 ini.

Iim Rusyamsi, ST, MM
(Ketua Umum OK OCE Indonesia)

Kemudian, pengangguran berpendidikan tinggi (2015-2020) rata-rata merupakan lulusan Diploma dan Sarjana. Beliau berargumen bahwa “pendidikan tinggi bukanlah jaminan kepastian kerja”. Oleh sebab itu, beliau menyarankan 2 (dua) opsi untuk generasi muda. Opsi pertama, lulus kuliah baru pikirkan untuk cari kerja atau opsi kedua lagi kuliah sambil belajar dan berlatih untuk memulai berwirausaha dimana tidak lagi mencari kerja tapi menciptakan lapangan kerja.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa solusi dari tantangan pengangguran yang masih tinggi di Indonesia salah satunya adalah dengan “berwirausaha”. Dalam hal ini organisasi yang beliau jalankan adalah melakukan pendampingan dalam berwirausaha pada kaum milenial hingga mandiri. Kemudian, beliau menyampaikan bahwa “berwirausaha, memberi manfaat pada banyak orang”. Pertama, memulai satu lapangan kerja untuk diri sendiri. Kedua, usaha mulai berkembang, mulai menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Ketiga, usaha semakin besar, menciptakan lapangan kerja untuk orang banyak.

Terakhir, beliau menegaskan bahwa ada 3 (fase) manajemen dalam penguatan usaha yang bisa dilakukan selama pandemi Covid-19 ini, yakni: 1) Fase Survive yakni bertahan dengan cara menata tabungan (Mantab); 2) Fase Revive yakni bangkit kembali dengan cara menata aset (Manset); 3) Fase Thrive yakni berkembang yakni dengan cara menata pinjaman (Manja).

Prinsip 4AS